Asal-usul jamur tiram dihabitatnya

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes , berikut ini asal-usul jamur tiram dengan deskrispsinya.

Asal-usul jamur tiram tumbuh

Asal-usul jamur tiram


Berikut ini ciri-ciri umum sebagai identifikasi rupa tubuh buah jamur tiram


  1. Tubuh buah berwarna putih hingga krem

  2. Tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.



Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii atau lebih sering di kenal dengan sebutan King Oyster Mushroom (jamur tiram raja).

 

Karakteristik jamur tiram




  1. Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang akan tumbuh menyamping (pleurotus ) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus.

  2. Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang hampir licin, diameter 5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk.

  3. Selain itu, jamur tiram juga memiliki spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm serta miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat.

  4. Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk.

  5. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya.

  6. Media yang umum dipakai untuk membiakkan jamut tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan limbah dari penggergajian kayu.



 

Siklus hidup jamur tiram


Siklus hidup Pada umumnya jamur tiram, Pleurotus ostreatus, mengalami dua tipe perkembangbiakan dalam siklus hidupnya, yakni secara aseksual maupun seksual.


  1. Reproduksi aseksual jamur, reproduksi aseksual basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora yang terbentuk secara endogen pada kantung spora atau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora terbentuk dalam konidium.

  2. Sedangkan secara seksual , reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi primodia dewasa.



 

Spora seksual pada jamur tiram putih, disebut juga basidiospora yang terletak pada kantung basidium.


  1. Mula-mula basidiospora membentuk suatu masa miselium monokaryotik, yaitu miselium dengan inti haploid.

  2. Miselium terus bertumbuh hingga hifa pada miselium tersebut berfusi dengan hifa lain yang kompatibel sehingga terjadi plasmogami membentuk hifa dikaryotik.

  3. Setelah itu apabila kondisi lingkungan memungkinkan ( suhu antara 10-20 °C, kelembapan 85-90%, cahaya mencukupi, dan CO2 1000 ppm) maka tubuh buah akan terbentuk.

  4. Terbentuknya tubuh buah diiringi terjadinya kariogami dan meiosis pada basidium.

  5. Nukleus haploid hasil meiosis kemudian bermigrasi menuju tetrad basidiospora pada basidium.

  6. Basidium ini terletak pada bilah atau sekat pada tudung jamur dewasa yang jumlahnya banyak (lamela).

  7. Dari spora yang terlepas ini akan berkembang menjadi hifa monokarion.

  8. Hifa ini akan memanjangkan filamennya dengan membentuk cabang hasil pembentukan dari dua nukleus yang dibatasi oleh septum (satu septum satu nukleus).

  9. Kemudian hifa monokarion akan mengumpul membentuk jaringan sambung menyambung berwarna putih yang disebut miselium awal dan akhirnya tumbuh menjadi miselium dewasa (kumpulan hifa dikarion).

  10. Dalam tingkatan ini, hifa-hifa mengalami tahapan plasmogami, kariogami, dan meiosis hingga membentuk bakal jamur.

  11. Nantinya, jamur dewasa ini dapat langsung dipanen atau dipersiapkan kembali menjadi bibit induk.



 

Syarat tumbuh jamur tiram


Dalam menggunakan media pertumbuhan, jerami juga bisa digunakan sebagai media tumbuh yang baik, namun untuk dibuat sebagai bahan media tanam haruslah dari jenis jerami yang keras sebab jerami yang keras banyak mengandung selulosa yang merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah banyak disamping itu jerami yang keras membuat media tanaman tidak cepat habis.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jerami sebagai bahan baku media tanam adalah dalam hal kebersihan dan kekeringan, selain itu jerami yang digunakan tidak busuk dan tidak ditumbuhi jamur jenis lain.

Media yang terbuat dari campuran bahan-bahan tersebut perlu diatur kadar airnya.
Kadar air diatur 60 - 65 % dengan menambah air bersih agar misellia jamur dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik.

Namun kemajuan penelitian sudah cukup berkembang dan berbagai media tanam lain ditemukan sebagai alternetif dan bahkan hasilnya bisa lebih baik dari media jeramini ini, diantaranya adalah :


  1. Media serbuk gergaji

  2. Media kayu gelondongan

  3. Media kardus



 

Habitat jamur tiram


Asal-usul jamur tiram dari habitat alaminya yaitu dihutan dengan iklim sejuk dan ditemukan dalam hutan biasanya tumbuh di bawah pohon berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu.

Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak, di tempat terlindung miselium jamur akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terang dengan cahaya matahari berlimpah.

Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalam keadaan gelap tanpa sinar.
Pada masa pertumbuhan misellium, jamur tiram sebaiknya ditempatkan dalam ruangan yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya rangsangan sinar.

Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan buah tidak dapat tumbuh, oleh karena itu pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan media harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran 60 - 70 %.

Jamur tiram pada budidaya


Sedangkan pada pembudidayaan jamur tiram asal-usul jamur tiram yang di budidayakan yaitu dari hasil keturunan jamur dari habitat aslinya yang di turunkan kemedia PDA atau biasa disebut juga F0.

Pada budidaya jamur tiram suhu udara memegang peranan yang penting untuk mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal.

Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar antara 22 - 28 O C dengan kelembapan 60 - 70 % dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 - 22 O C.

Tingkat keasaman media juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram.
Apabila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat.
bahkan mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan mergganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri.
Keasaman pH media perlu diatur antara pH 6 - 7 dengan menggunakan kapur (Calsium carbonat).

Kondisi di atas lebih mudah dicapai di daerah dataran tinggi sekitar 700-800 m dpl.
Kemungkinan budidaya jamur di dataran rendah tidaklah mustahil asalkan iklim ruang penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan dengan keperluan jamur.

Dengan demikian kita bisa mengambil kesimpulan bahwa asal-usul jamur tiram yaitu dari habitat alaminya dengan kriteria iklim sejuk dan tidak begitu banyak sinar matahari, jamur tiram tumbuh di batang kayu pepohonan yang berdaun lebar.

Demikian mengenai asal-usul jamur tiram yang dapat kami sampaikan

Posting Komentar

0 Komentar