Langsung ke konten utama

Urutan bibit jamur tiram putih atau fase bibit

Urutan bibit jamur tiram wajib di ketahui oleh petani dan calon petani, hal ini sangat berguna agar kita tidak keliru dalam mendefinisan nama bibit, selain itu pengetahuan mengenai bibit akan menghindarkan kita dari penipuan orang yang tidak bertanggung jawab.

Pada tumbuhan jamur tiram berbeda dengan tumbuhan lainnya di mana biasanya hanya mengenal bibit tunggal yang berupa biji, ada juga tumbuhan lain yang bisa dikembangbiakan melalui stek an cangkok,

Berbeda pada jamur tiram istilah bibit tidak sama dengan pada tumbuhan lainnya, karena pada jamur yang telah dikembangkan saat ini yang disebut bibit adalah berupa fase atau tahapan keturunan yang dimulai dari spora yang diambil dari tubuh buah jamur dan ditanam didalam media paling lunak yang disebut PDA (Potatos Dextros Agar) bibit pertama ini biasa disebut F0 atau PDA,

Hasil keturuanan bibit tersebut dimana hanya bibit keturunan terakhirlah yang bisa ditanam dan di tumbuh kembangkan menjadi jamur yaitu disebut F3 atau lebih familyar dengan sebutan Bag log.

Urutan bibit jamur tiram putih

BIBIT F0

Bibit F0 jamur tiram
Bibit f0 merupakan asal mula bibit jamur bibit ini biasa disebut (starter) atau juga PDA yang diperoleh langsung dari tubuh buah jamur tiram dan telah melalui proses pemilihan jamur (tubuh buah) yang berkualitas baik menurut ukurannya maupun jumlah batang per rumpun atau daya tahan terhadap penyakit dan lain sebagainya.

Jamur tiram hasil pemilihan tersebut kemudian dibawa ke laboratorium untuk diisolasi sporanya dalam keadaan yang steril.

Isolasi spora jamur tiram dilakukan pada cawan petri berisi media PDA (Potato Dextrose Agar) Spora kemudian akan berkecambah dan terus membentuk hifa (benang halus cendawan).

Hifa semakin kompleks membentuk misellium (kumpulan hifa). Tahap inilah yang disebut bibit induk (F0).

BIBIT F1

Bibit F1 jamur tiram
Bibit induk F0 yang diambil langsung dari tubuh buah jamur tiram kemudian di turunkan kembali dengan di inokulasi (ditanam / ditularkan) ke dalam media tanam baru yang berupa biji-bijian murni berupa jagung, millet, gandum, shorgum, atau padi.

Media tanam baru untuk keturunan f0 harus benar-benar diperhatikan sebab jika f1 yang dihasilkan memiliki kualitas kurang bagus, maka ini akan menjadi sebab kurang berkualitas keturunan berikutnya, dan berefek sampai pembuatan f0 kembali karena akan diambil dari jamur yang tumbuh pada akhir keturunan atau fase penurunan atau disebut Baglog

Penanaman ini merupakan keturunan pertama dari bibit starter PDA atau F0 dan kemudian bibit hasil keturunan tersebut diberi nama F1 atau starter pertama dari F0.

BIBIT F2

Urutan bibit jamur tiram putih atau fase bibit
Bibit f2 adalah keturunan berikutnya dari f0 yang sudah diturunkan terlebih dahulu ke f1, jadi secara tidak langsung semua keturunan bibit jamur sampai tumbuh menjadi jamur adalah keturunan dari f0.

F2 ini diturunkan dari f1 yang masih dalam keadaan steril, bibit F1 (starter) di turunkan ke media lain berupa campuran biji-bijian, serbuk kayu.

Media tanam f2 sedikit lebih serupa dengan f1 dan baglog dimana didalamnya bisa menggunakan biji-bijian dan juga serbuk gergaji, biasanya f2 menggunakan biji jagung pecah enam atau sembilan, sedangkan F1 biasanya menggunakan biji jagung bulat atau butiran, namun ada juga yang menggunkan sampai pecah 5

Penanaman ini adalah keturunan kedua dan disebut F2 atau bibit produksi .

BIBIT F3 ATAU BAGLOG

Baglog jamur tiram
Baglog atau biasa disebut bibit produksi karena bibit jamur tiram ini sudah siap dibudidayakan dan tidak dianjurkan untuk di turunkan kembali, karena jika dirunkan kembali akan menghasilkan jamur yang kurang bagus, artinya tidak akan seimbang dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk penurunannya.

Baglog bisa di artikan sebagai fase atau tahapan terakhir dari Urutan bibit jamur tiram, karena mulai dari tahap inilah sebenarnya baglog tidak umum lagi disebut sebagai bibit tetapi sudah merupakan media produksi (media siap tanam).

Biasanya baglog yang sering dipesan oleh para petani pemula karena biasanya mereka memulai dengan budidaya tidak langsung terjun untuk membuat bibit sendiri, artinya secara bertahap jika sudah menguasai pembudidayaan maka biasanya pembudidaya akan mulai berfikir untuk membuat bibit sendiri, dari mulai mebuat baglog terus naik lagi ke f2 sampai membuat f0 sendiri, karena dalam hal budidaya jamur ada tahapannya anda bisa membaca tahapan usaha jamur tiram beserta klasifikasinya di artikel Tahapan usaha jamur tiarm

Kesimpulannya urutan bibit jamur tiram bukan di definisikan berdasarkan kualitas atau jenis jamur, tetapi diklasifikasikan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jamur tiram berwarna kekuningan

Mungkin kita sering melihat jamur tiram berwarna kekuningan hal ini sebenarnya tidak normal, karena jamur tiram yang sehat dan bagus bisanya berwarna putih susu, atau agak krem Jamur tiram kuning mungkin sangat indah untuk dilihat, bahkan sangat cantik saking cantiknya jamur tiram kuning kerap di jadikan hiasan pada masakan di sejumlah restoran besar di china, namun apakah jamur tiram berwarna kekuningan juga sama cantiknya?.. tentu saja tidak malah ini menjadi salahsatu masalah pada pembudidayaan jamur tiram putih, Dengan jamur tiram berwarna kekuningan justru membuat nilainya berkurang baik secara ekonomi juga secara visual (penampilan) , karena jika hasil panen ajamur tiram berwarna agak kekuningan akan mengurangi minat pembeli karena mereka cenderung berfikiran kalau jamur tiram tersebut kurang terwat, kurang sehat dan kurang berkualitas, pasar menginginkan jamur tiram yang bagus berwarna putih bersih serta berpayung tebal. Kenapa sering terjadi jamur tumbuh berwarna agak kekuninga

Penyebab jamur tiram kriting saat tumbuh

Penyebab jamur tiram kriting bisa di sebabkan oleh berbagai faktor, kritingnya daun pada tubuh buah jamur tiram adalah salahsatu kendala pada budidaya jamur tiram dimana terjadinya pertumbuhan yang tidak biasa pada tudung jamur (pileus), yaitu berbentuk tidak sempurna dan kriting, hal ini banyak ditemui oleh para petani jamur tiram di indonesia termasuk kami sendiri juga pernah mengalaminya. Setelah diteliti lebih jauh dan di lakukan berbagai percobaan selama beberapa periode pertumbuhan, dan ternyata hasilnya dapat kita simpulkan banyak sekali  faktor yang menjadi penyebab jamur tiram kriting, Namun mungkin saja di perjalanan pembudidayaan jamur tiram kedepannya akan semakin terungkap lagi hal lain yang menjadi faktor penyebab jamur tiram tumbuh menjadi kriting. Hal ini bisa saja dipengaruhi oleh faktor seperti pergantian musim yang semakin melenceng dari beberapa tahun sebelumnya, mungkin inilah efek dari global warming yang selama ini kerap di gembar-gemborkan oleh para ilmuwan duni

Ciri dan sebab baglog gagal sebelum dibudidayakan

Ciri dan sebab baglog  gagal dapat diketahui dan dilihat secara kasat mata pada proses inkubasi, karena baglog-baglog yang mengalami kegagalan akan berbeda dengan baglog lainnya yang tumbuh baik dan normal tetapi terkadang kita salah dalam menerka ciri-ciri tersebut, hal ini bisa terjadi di sebabkan karena banyaknya ciri yang dimiliki oleh baglog-baglog yang gagal, tergantung dari faktor penyebab kegagalannya. seperti kegagalan yang di sebabkan kualitas bibit yang jelak, kurang matangnya media tanam saat proses sterilisasi dan juga tercemar atau terkontaminasi spora jamur liar atau bakteri lainnya , hal ini biasanya terjadi karena sembarangan menggunkan tempat atau pakaian pekerja itu sendiri yang kotor pada saat proses inokulasi di lakukan (kurang steril)   Ciri dan sebab baglog gagal Proses sterilisasi kurang maksimal, kurang dari 10 jam dan temperatur kurang dari yang ditentukan, tidak meratanya suhu didalam autoclap atau drum karena penyusunan baglog tidak tepat. Kualitas bib